Pemuda Kulon Progo Diajak Gali “Harta Karun” di Wilayah Sendiri

Ilustrasi (linkedin.com)

KULON PROGO (kabarkota.com) – Para pemuda di Kulon Progo diajak untuk menggali potensi desanya, sehingga dapat menemukan “harta Karun” di wilayahnya sendiri.

Bacaan Lainnya

Ajakan tersebut disampaikan dalam audiensi Ketua Umum Karangtaruna DIY , Youth Studies Center (YouSure), Fisipol UGM dengan Bupati Kulon Progo di Kompleks Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kulon Progo, baru-baru ini.

Lisa dari YouSure Fisipol UGM menganggap,pemuda perlu dikembangkan karena banyak dari mereka yang tak memahami harta Karun di daerahnya sendiri. Salah satunya, dengan mengajak pemuda mendapatkan data, kemudian diolah menjadi peluang baru.

“Kami ajak pemuda untuk melihat potensi di desa masing-masing. Penekanan pada perspektif pemuda, pemuda ikut serta dalam policy making” kata Lisa seperti dikutip laman Pemkab Kulon Progo, Kamis (23/6/2016).

Najib Asca selaku Direktur YouSure Fisipol UGM juga menyampaikan, pihaknya akan melakukan pengembangan kepemudaan, dengan pilot project karang taruna Brosot Galur.

Sementara, Ketua Umum Karang Taruna DIY, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Condrokirono mengaku, pihaknya memang sengaja menggandeng UGM dalam upaya penguatan dan peningkatan partisipasi pemuda dalam pelaksanaan pembangunan di desa, melalui peningkatan daya tawar pemuda dan Sistem informasi potensi kreatif Desa (Sipkades).

Budi Hartono, Kepala Biang Kepemudaan dan olahraga, Disparpora Kulon Progo berpendapat bahwa saat ini memang harus ada upaya kesengajaan untuk membangun pemuda terkait kemandirian dan kewirausahaan, karena masa depan ada di tangan pemuda.

Sedangkan, Bupati Kulon Progo, Hasto Wardoyo berharap, program yang akan dijalankan itu nantinya dapat melihat kondisi dan stereotipe masyarakat, sehingga bisa terlaksana dengan realistis.

“Contohnya seperti hal sederhana, pembuatan air minum Air-Ku. Dari pada beli air minum produk milik asing, uangnya kami ke luar negeri” kata Hasto

Untuk mengembangkan pemuda, pihaknya juga menekankan pada substansi yang akan dikembangkan, kemudian sistem, dan mental model masyarakatnya dapat disentuh. (Rep-03/Ed-03)

Pos terkait