Pendekatan Kekerasan Dinilai tak akan Selesaikan Masalah Papua

Aksi Bunga Sekber Keistimewaan DIY: Kitorang Jogja Cinta Papua di kawasan titik nol km Yogyakarta, Jumat (15/7/2016) sore. (Sutriyati/kabarkota.com)

YOGYAKARTA (kabarkota.com) – Rangkaian Acara Hak Menentukan Nasib Sendiri bagi Papua Barat yang digelar oleh Persatuan Rakyat untuk Pembebasan Papua Barat (PRPPB) di Yogyakarta sejak 13 – 16 Juli 2016 mengundang reaksi dan aksi dari sejumlah pihak. Ujungnya, aparat kepolisian menurunkan personelnya untuk memperketat pengamanan di sekitar asrama Papua di Miliran, kota Yogyakarta.

Bacaan Lainnya

Adanya pengamanan dari pihak aparat keamanan di wilayah kota Yogyakarta itu tak ayal mengundang ‘ulah jahil’ dari pihak-pihak yang bertanggung-jawab dengan menyebarkan isu-isu dan gambar-gambar kerusuhan di media sosial, yang justru mengundang keresahan sebagian masyarakat.

Guna menepis ketidakjelasan isu tersebut, Sekber Keistimewaan DIY, Jumat (15/7/2016) sore, menggelar aksi “Kitonang Jogja Cinta Papua” di kawasan titik nol km Yogyakarta. Dalam aksi kali ini, tidak ada orasi yang diserukan melainkan dengan menabur bunga mawar merah dan putih dengan membentuk tulisan sesuai tema aksi, serta berjajar lima orang pria berpakaian adat jawa membakar kemenyan di tengah-tengah aksinya, serta mengibarkan bendera merah putih.

Ketua Sekber Keistimewaan DIY, Widihasto Wusana Putra menjelaskan bahwa bunga tersebut sebagai, Bunga tersebut sebagai simbol cinta yang merupakan ungkapan untuk para warga Papua, khususnya yang tinggal di Yogyakarta. Sebab, mereka juga bagian dari saudara sebangsa dan se tanah air.

Menurutnya, keinginan sekelompok kecil warga Papua yang ingin memisahkan diri dari NKRI harus dipatahkan. Namun, pendekatan keamanan hanya akan semakin banyak mengalirkan darah masyarakat di ujung timur Indonesia tersebut.

“Persoalan Papua tidak bisa diselesaikan dengan menggunakan pendekatan kekerasan,” tegas Hasto kepada kabarkota.com, di sela-sela aksinya.

Semestinya, lanjut Hasto, kita merangkul, menghormati, dan menghargai mereka dengan pendekatan persaudaraan, karena Papua adalah bagian dari NKRI, yang dengan kata lain “Papua adalah kita,” ucapnya. (Rep-03/Ed-03)

Pos terkait