Forum Group Discussion di Morangan, Triharjo, Sleman, Selasa (22/3/2016). (januardi/kabarkota.com)
YOGYAKARTA (kabarkota.com)- Mulai bermunculannya area wisata baru di beberapa wilayah DIY, mengakibatkan persaingan ketat antar pengelola wisata. Sejumlah wilayah yang sejak dulu sudah memilki area wisata dituntut untuk siap menghadapi persaingan tersebut.
Kepada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman, A.A Ayu Laksmidewi mengatakan, salah satu cara untuk meningkatkan potensi wisata di daerah adalah dengan memaksimalkan potensi lokal, dengan membentuk desa wisata yang pengelolaanya melibatkan masyarakat lokal.
“Tidak usah langsung meminta orang luar untuk mengelola. Desa wisata harus tumbuh dari masyarakat lokal yang paham bahwa ada keunikan dan bisa menjadi daya tarik,” ujar Ayu dalam Forum Group Discussion di Morangan, Triharjo, Sleman, Selasa (22/3/2016).
Pentingnya memaksimalkan potensi lokal tersebut, menurut Ayu, karena sekarang minat wisatawan selalu tinggi dalam hal keunikan berbasis lokal. Saat ini, kata Ayu, mulai ada anggapan jenuh tentang desa wisata.
“Ada keluhan, desa wisata di mana-mana sama, hanya untuk outbond. Saya kira ini merupakan tantangan,” tutur Ayu.
Untuk itu, Ayu menekankan pentingnya kreativitas kegiatan di desa wisata. Misalnya dengan mengajak pengunjung lebih interaktif. Ikut terlibat aktif dalam kegiatan yang dilaksanakan masyarakat.
Sementara itu, kepala Asosiasi Travel Agent, Joko Kuntoro menjelaskan, saat ini minat wisatawan lebih tinggi kepada area wisata asri yang masih asli atau belum terlalu banyak dikemas.
“Kalau yang sudah terlalu banyak dikemas. Lama kelamaan akan ditinggalkan wisatawan,” kata dia.
Untuk menggenjot wisatawan, ditambahkan Joko, mesti diiringi dengan pelayanan, pengelolaan, dan produk yang baik. Juga mengedepankan volume kunjungan ketimbang pendapatan yang masuk.
” Karena kalau volume sudah banyak, maka pendapatan akan mengikut,” tambah Joko. (Ed-03)
Kontributor: Januardi