Perniagaan Yogya Rugi Milyaran

YOGYAKARTA (kabarkota.com) – Dampak abu vulkanik Gunung Kelud langsung dirasakan kalangan perhotelan di Yogyakarta. Menurut Istidjab Danunegoro, ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY., kerugian pengelola hotel dan restoran di sini sejak ditutupnya Bandara Adisucipto (Jumat, 14/2) sekitar Rp 2 milyar.


Penjelasan tersebut disampaikan dalam jumpa pers di kawasan Wirobrajan! Yogyakarta, Sabtu (15/2). "Taksiran kerugian sekitar Rp 2 milyar," tandasnya.

Bacaan Lainnya


Akibat meletusnya Gunung Kelud di Jawa Timur (Kamis, 13/2) malam, seluruh wilayah DIY diguyur hujan abu pada Jumat (14/2) pagi. Seluruh aktivitas seakan lumpuh. Sekolah diliburkan, Bandara Adisucipto tutup, toko maupun pedagang kaki lima memilih tidak membuka usaha.


Sedangkan Bonie Telo, salah satu pengurus PHRI DIY, menganggap taksiran tersebut baru berdasarkan laporan sementara 30-40 anggota. Padahal, total hotel berbintang di DIY sebanyak 60, dan non bintang 1.117 hotel, dengan jumlah kamar mencapai lebih dari 20 ribu.


"Kami perkirakan jumlah kerugian itu masih akan bertambah hingga Rp 3 milyar jika bandara masih belum beroperasi," ungkap Bonie.


Ia menambahkan, resortnya di kawasan Pakem, Sleman, kerugian dalam semalam bisa mencapai dua puluhan juta rupiah. "Padahal tempat saya masih relatif kecil," jelasnya.


Untuk itu, guna mempercepat proses recovery sektor ekonomi di Yogyakarta, PHRI DIY berharap media massa memberitakan sisi positif kota Gudeg ini. Sehingga, tingkat kunjungan wisatawan dapat kembali normal. Pada dasarnya, kondisi DIY masih tetap aman, meski sempat diguyur abu Gunung Kelud.


Kerugian yang sama juga terjadi pada sektor perniagaan di kawasan Malioboro. Menurut Ketua Lembaga Pemberdayaan Komunitas Kawasan Malioboro (LPKKM), Rudiarto, kepada kabarkota.com, jumlah pedagang kali lima (PKL) di kawasan Malioboro mulai dari taman Parkir Abubakar Ali hingga Pasar Senthir sekitar 2000 PKL.


Akibat turunnya abu Gunung Kelud mereka menutup usahanya hingga Sabtu (15/2) ini. "Jika rata-rata omset pedagang antara Rp 500 ribu – Rp 1 juta per hari, maka kerugiannya bisa mencapai Rp 1 milyar per hari," ucap Rudi.


Meski demikian ia dapat memaklumi kondisi ini. "Tadi pagi , kami bersama sejumlah komponen lain melakukan kegiatan pembersihan abu di kawasan Malioboro. Harapannya, besok (Minggu, 16/2) sudah dapat beraktivitas kembali," tambah Rudi.


Menurutnya, dari dua ribuan PKL itu kebanyakan menjajakan dagangan berupa konveksi, tas, cinderamata, dan juga berbagai macam aksesoris. "Kami berharap kunjungan wisatawan segera normal kembali," ucap Rudi yang juga Ketua DPD Asosiasi Pedagang Kali Lima Kota Yogyakarta ini. (tya)

SUTRIYATI

Pos terkait