Presiden Singapura dan Sultan HB X Bertemu di Keraton Yogya, Ini yang Dibicarakan

Presiden Singapura (berhijab) bersama Sri Sultan HB X (tengah) usai melakukan pertemuan tertutup di Gedhong Jene, Rabu (5/2/2020) malam. (dok. kabarkota.com)

YOGYAKARTA (kabarkota.com) – Presiden Singapura, HE. MEE Abdullah Yakob bersama suaminya, Mr. Mohammed Abdullah Alhabshee menemui Gubernur DIY sekaligus Raja Kasultanan Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X, di Keraton Yogyakarta, pada Rabu (5/2/2020) malam.

Bacaan Lainnya

Direktur Asia Tenggara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Denny Abdi menjelaskan, kedatangan Presiden Singapura ke Yogyakarta kali ini merupakan rangkaian kunjungan kenegaraan, setelah sebelumnya bertemu dengan Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara.

“Fokus kunjungan adalah people to people tentang pendidikan dan kebudayaan,” jelas Denny kepada wartawan di Keraton Yogyakarta.

Selain mengunjungi keraton, lanjut Denny, rencananya rombongan Presiden Singapura akan mengunjungi sejumlah tempat, termasuk UGM, pada Kamis (6/2/2020) besok.

Sementara salah satu puteri Sultan HB X, GKR Bendara mengungkapkan, Presiden Singapura terkesan dengan budaya yang ada di Yogyakarta. Terlebih antara Singapura dan Yogyakarta juga memiliki histori yang sangat kental terkait dengan Raffles.

“Kami tadi juga menceritakan bahwa kami punya 300 manuscript,” ucap putri bungsu Sultan ini.

Direktur Asia Tenggara Kemlu RI, Denny Abdi (dok. Kabarkota.com)

Rombongan Presiden Singapura tiba di Keraton Yogyakarta dan disambut oleh empat putri serta manantu Sultan HB X, di Regol Keben, sekitar pukul 19.00.WIB.

Kemudian mereka menuju Regol Donopratopo di Kompleks Bangsal Srimanganti, dengan disambut Sultan dan Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas, bersama Raja Kadipaten Pakualaman yang juga Wakil Gubernur (Wagub) DIY, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Paku Alam X beserta permaisurinya, Gusti Kanjeng Bendara Raden Ayu (GKBRay) Adipati Paku Alam X.

Sultan HB X dan Presiden Singapura kemudian mengadakan pertemuan tertutup di Gedhong Jene, dilanjutkan menyaksikan pertunjukan Beksan Lawung Jajar di Bangsal Kencono. Tarian tradisional ini menggambarkan tentang suasana berlatih perang prajurit Sri Sultan HB I.

Usai menyaksikan tarian tradisional karya Sri Sultan HB I yang berdurasi sekitar 25 menit dengan melibatkan 25 penari itu, Sultan HB X kemudian menggelar jamuan makan malam di Bangsal Manis.

Rombongan tamu meninggalkan Kompleks Keraton Yogyakarta sekitar pukul 21.30 WIB. (Rep-01)

Pos terkait