Reshuffle Jilid II: Mendikbud Baru Diharap tak Ganti Kurikulum

Mendikbud lama, Anies Baswedan (kiri) dan Mendikbud Baru, Muhadjir Effendy (kanan). (liputan6.com)

YOGYAKARTA (kabarkota.com) – Perombakan kabinet (reshuffle) jilid II menempatkan seorang tokoh Muhammadiyah, Muhadjir Effendy sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), menggantikan Anies Baswedan.

Bacaan Lainnya

Bagi warga Muhammadiyah, Khamim Zarkasih Putro, pemilihan Muhadjir sebagai Mendikbud merupakan langkah yang tepat. Mengingat, selama ini Muhammadiyah telah memiliki jam terbang yang cukup panjang untuk menangani pendidikan. Terlebih secara personal, Muhadjir Effendy juga telah lama berkecimpung di dunia pendidikan.

Muhadjir memang telah memiliki rekam jejak yang panjang di bidang pendidikan. Pria kelahiran Madiun, 29 Juli 1956 ini telah beberapa kali menjadi rektor Universitas Muhammadiyah Malang. Selain itu juga menjabat sebagai Ketua PP Muhammadiyah bidang kebudayaan, pendidikan, dan Litbang sampai sekarang.

“Kami berharap, beliau mampu membuat terobosan-terobosan baru untuk melanjutkan gagasan-gagasan besar yang telah ditelorkan oleh pendahulunya (Anies Baswedan),” kata Khamim saat dihubungi kabarkota.com, Kamis (28/7/2016).

Terkait adanya adigium di masyarakat bahwa ganti menteri ganti kurikulum, ganti kebijakan dan sejenisnya. Menurut Khamim, semestinya hal tersebut tidak terjadi.

“Obsesi menteri untuk meningkatkan kualitas guru juga layak diapresiasi. Peningkatan kualitas guru yang telah diterapkan di Persyarikatan Muhammadiyah perlu juga diterapkan, secara nasional,” imbuh Pengamat Pendidikan dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini.

Pemerataan kualitas pendidikan di seluruh persada Nusantara dan juga perjuangan lahirnya regulasi perlindungan guru yang memberikan keberanian guru untuk tidak sekadar sebagai pengajar dan pelatih, tapi juga pendidik, menurutnya merupakan tantangan besar bagi Mendikbud saat ini.

Sedangkan bagi orang tua siswa di Yogyakarta, Baharuddin Kamba, pergeseran Mendikbud dari Anies Baswedan ke Muhadjir Effendy, selain diharapkan tak mengubah penerapan kurikulum yang telah berjalan, juga adanya jaminan tersedianya buku-buku pelajaran sehingga proses belajar mengajar siswa tak terhambat karena sulitnya mencari terbitan dari Kemendikbud yang tidak diperdagangkan.

Sementara, mantan Mendikbud, Anies Baswedan dalam surat pamitannya yang diunggah melalui akun facebooknya, Rabu (27/7/2016) berpesan, agar komitmen untuk menjadikan sekolah sebagai taman yang penuh tantangan dan menyenangkan bagi semua warga sekolah tetap dipegang teguh.

“Menteri boleh berganti, tapi ikhtiar kita semua dalam mendidik anak-anak bangsa tak boleh berhenti. Masih banyak pekerjaan rumah Pemerintah yang harus ditunaikan bagi guru dan tenaga pendidik. Saya percaya itu semua akan dituntaskan,” tulisnya (Rep-03/Ed-03)

Pos terkait