Ilustrasi (dok. kabarkota.com)
YOGYAKARTA (kabarkota.com) – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta secara resmi telah menetapkan Pasangan Calon (Paslon) nomor urut 02, Hasto Wardoyo – Wawan Hermawan (Hasto – Wawan) sebagai Walikota dan Wakil Walikota Terpilih Kota Yogyakarta Tahun 2024.
Penetapan tersebut disampaikan Ketua KPU Kota Yogyakarta, Noor Harsya Aryo Samudro dalam Rapat Pleno Terbuka Penetapan Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Terpilih Kota Yogyakarta Tahun 2024, pada 9 Januari 2025.
Harsya mengatakan, penetapan tersebut berdasarkan Keputusan KPU Kota Yogyakarta Nomor 16 tahun 2025 tentang Penetapan Hasil Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Yogyakarta tahun 2024.
Paslon yang diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini memperoleh suara sah sebesar 87.485 suara (44,4 persen) pada Pilkada 2024. Jumlah tersebut mengungguli dua paslon lainnya, yakni Paslon nomor urut 3, Afnan Hadikusumo-Singgih Raharjo dengan perolehan 63.876 suara; dan Paslon nomor urut 1, Heroe Poerwadi – Sri Widya Supena dengan 45.518 suara sah.
Dengan demikian, Hasto – Wawan akan segera dilantik sebagai Walikota dan Wakil Walikota yang baru di Kota Yogyakarta. Itu artinya, mereka akan segera mengemban tugas dan tanggung-jawab besar sebagai Kepala Daerah. Termasuk, dituntut untuk bisa menyelesaikan sederet masalah yang masih menjadi Pekerjaan Rumah (PR) di Kota Yogyakarta.
Problem Sampah
Dalam sambutannya, Penjabat (Pj) Walikota Yogyakarta, Sugeng Purwanto menyampaikan bahwa penanganan sampah di kota Yogyakarta masih menjadi problem yang belum bisa terselesaikan hingga sekarang. Ini menjadi PR paling mendesak untuk segera dikerjakan oleh Pemkot Yogyakarta di bawah kepemimpinan Hasto – Wawan nantinya.
Pengamanan Sumbu Filosofi
Selain problem sampah, PR lain yang juga tak kalah berat adalah pesan dari Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X terkait Sumbu Filosofi Yogyakarta. Terlebih, Sugeng mengaku bahwa pihaknya baru-baru ini kembali mendapatkan tekanan dari Gubernur melalui Sekda DIY, agar tidak lagi ada masalah di Kawasan tersebut.
“Pengamanan sumbu filosofi dengan segala marwah, bentuk, dan kondisinya itu juga betul-betul menjadi PR bagi kami, yang belum bisa menyelesaikannya,” ungkap Sugeng sebagaimana disiarkan live melalui kanal youtube KPU Kota Jogja, pada 9 Januari 2025. Termasuk didalamnya, masalah relokasi Pedagang Kaki Lima (PKL) Teras Malioboro 2 ke Beskalan dan Ketandan.
Problem Kesehatan dan Pangan
Hasto sebagai kader PDIP juga mendapatkan pesan khusus dari Ketua Umum (Ketum), Megawati Soekarno Putri yang disampaikan melalui Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDIP Kota Yogyakarta, Eko Suwanto, agar segera mengatasi masalah stunting, kualitas air bersih, serta menanam tanaman pendamping padi di Kota Yogyakarta.
Perlindugan Perempuan dan Anak
Sementara itu, Komisioner KPU DIY, Sri Surani yang juga warga Kota Yogyakarta menaruh harapan besar kepada pasangan Hasto – Wawan agar nantinya mereka bisa membawa kehidupan masyarakat di Kota Yogyakarta lebih baik, terutama dalam hal perlindungan pada perempuan dan anak, serta kelompok minoritas.
Problem Pendidikan dan Sosial
Hasto yang juga mantan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKN) selama lima tahun terakhir ini pun menganggap bahwa selain berbagai persoalan tersebut, pihaknya juga mempunyai tugas untuk memperjuangkan layanan dasar di Kota Pendidikan, Budaya, dan Pariwisata ini. Salah satunya terkait dengan Sumber Daya Manusia (SDM), karena Sumber Daya Alam (SDA) di Kota Yogyakarta sangat sedikit.
Menurut Hasto, Warga Kota Yogyakarta yang bisa masuk Perguruan Tinggi baru sekitar 18 persen. Sementara tingkat pengangguran 6.07 persen atau yang tertinggi se-DIY. 6,07 persen. Termasuk, 6.200-an pengangguran lulusan SMA, dan 3.400 lulusan Perguruan Tinggi.
“Hal tersebut menyangkut masalah pelayanan dasar yang masih penting sekali untuk kita atasi,” tegasnya. (Rep-01)