Ilustrasi (simomot.com)
SLEMAN (kabarkota.com) – Satu per satu korban minuman keras (miras) oplosan di Sleman terus berjatuhan. Berdasarkan pengamatan kabarkota.com, sejak Kamis (4/2/2016) hingga Minggu (7/2/2016) setidaknya empat korban telah meregang nyawa di wilayah Seyegan dan Godean, Sleman.
Korban pertama atas nama Anang Kurniawan (34 tahun) pada hari Kamis, di Klaci 2, Margoluwih, Seyegan, Sleman. Hari Jumat menyusul korban kedua, Sariman yang merupakan warga Klaci 3, Margoluwih, Seyegan, Sleman. Hari Sabtu, korban ketiga bernama Suparlan (42 tahun), warga genitem, sidoagung Godean Sleman. Korban keempat, Sudimin (45 tahun), warga Cibuk Lor, Margoluwih, Seyegan, Sleman, DIY.
Kakak kandung almarhum Sudimin, Mursito mengungkapkan, korban sempat mengeluhkan sakit pinggang dan sesak nafas, pada Jumat (5/2/2016) dini hari.
“Awalnya kami bawa ke Puskesmas Mlati, tapi dari puskesmas dirujuk ke RSA UGM karena diduga mengalami keracunan,” kata Mursito saat ditemui di rumah duka.
Saat berada di RS, kondisi korban semakin ngedrop dan ditempatkan di ruang ICU. Bahkan, sejak Sabtu sore, Sudimin mengalami koma dan dinyatakan kecil kemungkinan sembuhnya.
“Karena pertimbangan biaya yang makin besar, kami akhirnya memutuskan membawa pulang korban pada Minggu, sekitar pukul 11.15 WIB. Lalu sekitar pukul 12.30 WIB, pak rois bilang adik saya sudah meninggal,” ucapnya lagi.
Menurut Mursito, Almarhum diduga meninggal karena menegak miras oplosan, karena beberapa hari sebelum mengeluh sakit, yang bersangkutan diketahui mengkonsumsi minuman keras tersebut.
Korban meninggalkan istri, dan seorang anak laki-laki berusia 18 tahun. Ia diketahui sering mengkonsumsi miras sejak menikah, dan mengaku telah mengalami kecanduan sehingga saat tidak meminum barang haram tersebut tubuhnya terasa lemah.
Kini, pihak keluarga berharap, agar kepolisian bisa menemukan pengedar maupun pemasok miras yang mematikan tersebut, serta mendapatkan hukuman yang setimpal atas kejahatan mereka.
“Kami tidak ingin menuntut, tapi kami berharap penjualnya diberi pelajaran,” pinta Mursito.
Sementara dukuh Cibuk Lor, Suryantoro usai takziyah di tempat korban juga menambahkan, fenomena kematian massal akibat oplosan akhir-akhir ini, karena mudahnya masyarakat mendapatkan barang ilegal tersebut dengan harga yang murah.
“Persoalannya sekarang, bagaimana supaya barang itu tidak beredar,” ujarnya.
Ia juga mengimbau agar masyarakat I lingkungan setempat pro aktif dalam ikut mengawasi, mengingatkan, dan melaporkan saat menemukan indikasi peredaran miras di wilayahnya. (Rep-03/Ed-03)