Sejumlah wisatawan tengah asyik foto bersama dengan robot Transformer Bumblebee di titik nol km Yogyakarta, Jumat (15/7/2016) sore. (Sutriyati/kabarkota.com)
YOGYAKARTA (kabarkota.com) – Berlibur ke Yogyakarta, tak lengkap rasanya kalau belum mengunjungi Malioboro atau sekedar jalan-jalan ke kawasan titik nol km Yogyakarta yang menjadi jantungnya Kota Gudeg.
Ya, kawasan yang berada di sisi selatan Malioboro ini menjadi wahana rekreasi masyarakat yang murah meriah. Kawasan yang berada di sekitar perempatan titik nol KM Yogyakarta ini dikelilingi bangunan-bangunan bersejarah, mulai dari Istana Negara yang dikenal juga dengan Gedung Agung, Benteng Vredeburg, Gedung BNI, Kantor Pos Besar, serta Kantor Bank Indonesia Yogyakarta yang dibangun pada masa kolonial Belanda, serta Monumen Serangan Umum 1 Maret. Meski bangunan tua, namun masih terawat dengan sangat baik karena hingga kini tempat-tempat tersebut masih difungsikan, termasuk untuk obyek wisata.
Tak hanya itu, bagi anak-anak ataupun remaja yang umumnya menggandrungi tokoh-tokoh kartun, dan film-film action, juga bisa berfoto ria bareng mereka, seperti yang dilakukan sejumlah anak muda, Jumat (15/7/2016) sore. Wisatawan dari Jakarta tersebut tampak asyik bergaya dengan robot transformer bumblebee, lengkap dengan persenjataannya. Tentu saja, ini bukan robot beneran, melainkan sekedar kostum robot yang dikenakan untuk menarik perhatian pengunjung yang melintas di kawasan tersebut.
Wisnu, salah satu wisatawan mengaku sangat terkesan dengan keberadaan badut-badut yang menyerupai tokoh-tokoh dalam film fiksi tersebut.
“Senang, karena di Jakarta kami tidak menemukan yang seperti ini,” ungkapnya kepada kabarkota.com, usai berselfie.
Apalagi dengan tarif Rp 5.000 yang dinilainya sangat terjangkau untuk ukuran wisatawan.
Sementara Maman, orang yang mengenakan kostum transformer Bumblebee mengatakan, dirinya sudah menjalani pekerjaan itu sejak dua tahun terakhir. “Awalnya kostum yang saya kenakan hanya badut-badut biasa tapi karena kurang menarik perhatian pengunjung, saya lalu ganti dengan kostum ini,” ujarnya.
Dalam sehari, pria asal Garut Jawa Barat ini mengaku bisa mengantongi penghasilan antara Rp 200 ribu – Rp 800 ribu per hari. Menurutnya, Yogyakarta sengaja ia pilih sebagai lahan untuk mencari nafkah karena merupakan kota yang tak pernah sepi dari wisatawan.
Maman juga mengaku, meski ada sekitar 30 orang yang mengenakan kostum badut di sekitar kawasan titik nol km Yogyakarta, namun yang terbangun bukan persaingan, melainkan rasa kebersamaan yang justru terjalin dengan baik.
Untuk tiga kali gaya, lanjut Maman, saat liburan dirinya mematok tarif Rp 5 ribu, sedangkan di hari-hari biasa tidak ada tarif khusus yang dikenakan. “Tarifnya sukarela saja,” sebutnya.
Nah, kamu tertarik juga untuk foto bareng mereka? Jalan-jalan saja ke kawasan titik nol km Yogyakarta, karena mereka biasa menjajakan jasanya, dari pagi hingga malam hari. (Rep-03/Ed-03)