Sikapi soal Miras dan Kasus Penusukan Santri, Ribuan Banser DIY Ikuti Apel Akbar

Apel Akbar 10 ribu Benser DIY, di Ponpes Minggir, Sleman, pada Minggu (3/11/2024). (dok. kabarkota.com)

SLEMAN (kabarkota.com) – Ribuan Barisan Ansor Serba Guna (Banser) mengikuti Apel Akbar 10.000 Benser DIY, di Pondok Pesantren (Ponpes) Minggir, Sleman, pada Minggu (3/11/2024).

Ketua Satuan Koordinasi Nasional (Satkornas) Banser, Muhammad Syafiq Syauqi mengatakan, apel akbar satu komando ini diselenggarakan oleh Pimpinan Wilayah (PW) Ansor DIY bersama Satuan Koordinator Wilayah (Satkorwil) dan kader Banser se-DIY.

Melalui kegiatan ini, pihaknya ingin memastikan bahwa seluruh kader Ansor maupun Banser se-DIY, patuh satu komando terhadap pimpinan tertingginya, yakni PW Ansor DIY, dalam menyikapi berbagai dinamika yang terjadi di DIY.

“Kami dari satkornas hanya memantau dan memastikan bahwa semua berjalan sesuai prosedur dan tidak ada yang bergerak sendiri-sendiri dalam menyikapi apapun yang terjadi di DIY,” tegasnya kepada wartawan saat ditemui jelang Apel Akbar.

Termasuk, kata dia, kasus penusukan santri di Prawirotaman. Pihaknya berjanji akan mengawal proses hukumnya sampai selesai.

Para anggota Banser bergerak menuju lokasi Apel Akbar di Ponpes Minggir, Sleman, pada Minggu (3/11/2024). (dok. kabarkota.com)

Sedangkan untuk isu-isu lain, seperti peredaeran Minuman Keras (Miras) yang marak di DIY, Syafiq menyatakan bahwa pihaknya mendukung langkah Pemda yang mengeluarkan Instruksi Gubernur (Irgup) maupun Peraturan Daerah (Perda) terkait itu.

“Kami hanya mengikuti, mengawal, dan memastikan bahwa aparat pemerintah menjalankan fungsinya,” tegas Syafiq.

Ketua Gerakan Pemuda Ansor DIY, Abdul Muiz menambahkan, Apel Akbar kali ini bertema Satu Komando Jaga Keistimewaan dari Miras dan Kriminalitas. Hal ini untuk mempertegas bahwa pihaknya akan terus mengawal kasus penusukan terhadap 2 santri Krapyak di Prawirotaman. Sekaligus, peredaran miras. Sebab menurutnya, miras merupakan faktor utama yang menyebabkan terjadinya kriminalitas.

Untuk itu, pihaknya juga berharap agar kepolisian tidak hanya mengambil tindakan sesaat dalam mengatasi peredaran miras, melainkan harus konsisten.

“Jangan sampai hanya karena ada aksi, kemudian reaksinya dilakukan penutupan,” pintanya.

Selain itu, lanjut Muiz, penutupan jangan hanya dilakukan pada salah satu outlet saja. Mengingat, pihaknya memperkirakan ada 400 outlet lain yang belum ‘tersentuh’ di DIY.

Gus Muwafiq (kiri) berbincang dengan ketua Satkornas Banser, Syafiq Syauki jelang Apel Akbar di Ponpes Minggir, Sleman, pada Minggu (3/11/2024). (dok. kabarkota.com)

Sementara itu, Pengasuh Ponpes Minggir, Gus Muwafiq menuturkan bahwa masyarakat harus dilindungi dari peredaran miras yang kian terbuka dan bebas. Terlebih, sudah ada korbannya.

Sebagai Kyai (tokoh agama), Gus Muwafiq merasa memiliki tanggung jawab agar permasalahan tersebut tidak melebar ke mana-mana hingga menimbulkan carut-marut. (Rep-01)

Pos terkait