Kondisi jalan dan talud yang ambrol di Kampung Serangan Yogyakarta, pada Sabtu (4/12/2020) siang. (dok. kabarkota.com)
YOGYAKARTA (kabarkota.com) – Jalan inspeksi di Kampung Serangan RT 05 & RT 06/ RW 01, Kelurahan Notoprajan, Kecamatan Ngampilan, Kota Yogyakarta nyaris terputus, akibat ambrolnya talud sepanjang kurang lebih 6 meter, di Bantaran Sungai Winongo, pada 3 Januari 2020, pukul 23.30 WIB.
Dari pantauan kabarkota.com, pada Sabtu (4/1/2020) siang, kondisi di lokasi kejadian, bekas longsoran ditutup dengan terpal plastik, dan jalan inspeksi selebar 5 meter itu ikut ambles, hingga yang tersisa kurang dari 1 meter. itu pun kondisinya sudah retak-retak. Padahal, jalan yang dibangun dengan dana kelurahan tersebut baru selesai sekitar tiga bulan lalu.
Selain itu, di sekitar lokasi longsoran juga dipasang police line, khususnya di tiga titik yang dikhawatirkan juga akan mengalami longsor jika hujan deras kembali mengguyur terus-menerus. Jalan inspeksi sepanjang 12-an meter di Kampung Serangan itu juga menjadi jalan penghubung antara warga Kelurahan Notoprajan, dengan Kelurahan Wirobrajan Yogyakarta.
Salah seorang saksi mata, Suparmin Muhadi mengatakan, sebelum terjadi longsor, dirinya yang tinggal hanya sekitar 5 meter dari lokasi kejadian, sempat merasakan guncangan seperti gempa, sekitar pukul 22.30 WIB
“Saya meminta istri saya agar tidak tidur dulu, takutnya talud nanti ambrol,” ungkap Parmin kepada kabarkota.com.
Selain merusak talud dan jalan inspeksi, longsoran juga mengakibatkan pagar besi dan tiang lampu penerangan ambruk.
“Tiang listrik itu juga sempat goyang-goyang,” ujar Parmin sembari menunjuk sebuah tiang listrik yang berada di sisi selatan lokasi longsoran.
Parmin mengaku, pasca longsor, belum ada bantuan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta. Oleh karenanya bapak tiga anak ini berharap, pihak-pihak terkait segera memperbaiki infrastruktur talud dan jalan yang ambrol agar kerusakan tak meluas ke pemukiman warga.
Sementara sesepuh RW 01, Purnomo Hadi menduga, longsor terjadi akibat proses normalisasi (pengerukan) sungai dengan alat berat yang terlalu mepet talud, sehingga menggerus tanah di bawah talud. Padahal, seharusnya diberi jarak minimal 1 meter dari talud. Ditambah lagi dengan guyuran hujan deras yang terjadi terus-menerus sejak Jumat (3/1/2020) sore.
“Sebelumnya, tidak pernah Ambrol talud itu,” ucap Purnomo.
Pihaknya juga meminta, agar Pemerintah Kota atau pihak terkait segera memperbaiki talud dan jalan yang rusak akibat longsor di wilayahnya. Mengingat, kondisinya sangat rawan terjadi longsor susulan, karena puncak musim hujan diperkirakan masih Februari mendatang.
“Setidaknya segera ditutup dulu dengan karung plastik besar yang diisi pasir untuk sementara,” pintanya.
Koordinator Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kecamatan Ngampilan, Sumadi menambahkan, sedikitnya ada lima rumah di sekitar lokasi yang terancam, jika terjadi longsor susulan. Sebab, jaraknya sangat dekat dengan pemukiman warga.
“Kami mengimbau agar warga di sekitar sini siaga dan waspada, serta segera mengungsi ke titik aman jika terjadi longsor susulan. Jangan sampai mendekati daerah yang longsor lagi,” imbuhnya
Selain karena pengerukan sungai, lanjut Sumadi, ada satu titik lokasi rawan longsor di sisi utara, karena bocornya pipa air PDAM yang sudah lama terjadi, namun belum juga diperbaiki oleh pihak terkait. (Rep-01)