SLEMAN (kabarkota.com) – Peneliti Fakultas Kedokteran UGM mengembangkan teknologi untuk mengurangi virus Dengue yang ada di dalam nyamuk. Virus dengue merupakan salah satu jenis virus di dalam nyamuk yang berdampak demam berdarah (DBD) dan bisa menyebabkan kematian.
Peneliti utama, Riris Andono Ahmad menjelaskan, dalam penelitian tersebut, tim peneliti melakukan penghilangan virus Dengue dengan cara memasukkan bakteri Wolbachia. Bakteri Wolbacia merupakan bakteri yang ada dalam hewan serangga yang dapat memproteksi virus Dengue.
Caranya, peneliti memasukkan bakteri Wolbachia ke dalam nyamuk Aedes Aegpti betina dengan cara menyuntikan. Setelah bekteri itu masuk, kemudian nyamuk dikembangbiakan dengan cara perkawinan silang.
"Nyamuk Aedes Aegpti yang sudah mengandung bekteri Wolbachia akan hilang virus Dengue-nya," katanya kepada rekan media di Insektarium Eliminate Dengue Project Fakultas Kesehatan UGM, Jalan Podocarpus,N-14, Sekip, Kamis (25/9).
Waktu pengembang biakan nyamuk membutuhkan waktu dari 40, 60, hingga 70 hari. Sementara, asupan makanan yang diberikan bisa gula, darah kambing, dan darah manusia. Bahkan, anggota tim peneliti kerap memberikan darahnya untuk mendukung penelitian tersebut. Dalam memberikan darahnya untuk nyamuk yang dikembangbiakkan sudah dipastikan aman karena nyamuk telah disuntik bakteri Wolbachia dan hanya merasakan gatal-gatal.
Usai dikembangbiakkan, kemudian nyamuk tersebut dilepasliarkan. Dua desa yang sudah digunakan untuk pengujian yakni di Nogotirto dan Kronggahan, Sleman. Tiap desa, masing-masing bisa 1200 atau 800 rumah tangga. "Setiap rumah dilepaskan 4 nyamuk," ujar Riris.
Pihaknya mengaku pengujian tersebut tidak serta diterima masyarakat. Setidaknya ada 95 persen masyarakat bisa menerima dengan penjelasan panjang.
Salah satu anggota tim peneliti, Eggi Arguni menambahkan, penelitian yang dilakukan sudah memakan waktu setidaknya 4 tahunan dengan bekerja sama dengan Yayasan Tahija Jakarta dan beberapa pihak. Ia berharap, penelitian yang dilakukan bersama timnya bisa secara bertahap mengurangi risiko masyarakat terkena DBD.
Berdasarkan catatannya, pada tahun ini ada sebanyak 8 kasus DBD di Yogyakarta. "Dengan dilepasliarkannya nyamuk yang sudah diberi bakteri Wolbachia semoga bisa menularkan ke nyamuk lain. Kami akan lakukan secara bertahap," kata dia.
AHMAD MUSTAQIM