Suasana makan bergizi gratis di salah satu SD Muhammadiyah di Kota Yogyakarta, pada 2 Desember 2024. (dok. istimewa)
YOGYAKARTA (kabarkota.com) – puluhan siswa SD Muhammadiyah Kauman Kota Yogyakarta terlihat asik menikmati santap siang sembari bercengkerama dengan teman-temannya di kelas.
Suasana tersebut terekam dalam sebuah video berdurasi 01 menit 15 detik yang beredar melalui sebuah grup whatsapp, pada 2 Desember 2024.
Tapi, ada yang berbeda dari makanan yang disantap anak-anak, di hari sSenin siang itu. Jika biasanya mereka membawa bekal makanan sendiri-sendiri dari rumah dengan menu yang berbeda-beda, kali ini menu makanan mereka seragam. Bahkan, kotak makannya juga sama semua.
Rupanya, itu hari pertama SD Muhammadiyah Kauman sedang ujicoba makan bergizi gratis yang disediakan oleh Universitas Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta.
Hal tersebut sebagaimana disampaikan Kepala Sekolah SD Muhammadiyah Kauman Yogyakarta, Layin Fauziyah, saat dihubungi kabarkota.com, pada 2 Desember 2024.
Menurut Layin, uji coba akan dilakukan sebanyak tiga kali dalam seminggu ini, yakni Hari Senin, Rabu, dan Kamis (5/12/2024).
“Semua siswa dapat makan bergizi ini,” ungkap Layin. Pihaknya menyebut, jumlah siswa di SD Muhammadiyah Kauman saat ini sebanyak 284 anak.
Adapun menu yang disiapkan UNISA Yogyakarta, berupa empat sehat lima sempurna, termasuk susu kemasan.
UNISA Siapkan Ribuan Porsi Makan Bergizi Gratis secara Swadaya
Wakil Rektor II Bidang Keuangan, Umum dan Sumber Daya UNISA Yogyakarta, Yuli Isnaeni membenarkan adanya uji coba makan bergizi gratis tersebut. Bahkan tidak hanya di satu sekolah saja, melainkan delapan TK ABA, satu SLB Muhammadiyah, tiga SD Muhammadiyah, serta untuk ibu-ibu hamil diPuskesmas Ngampilan sekitar UNISA Yogyakarta. Masing-masing sekolah mendapatkan jatah tiga hari. Program ini merupakan bagian dari komitmen muhammadiyah asiyiyah dalam menciptakan generasi yang sehat.
Berdasarkan Rencana Uji Coba Pemberian Makan Siang Bergizi UNISA Yogyakarta, total siswa dan ibu hamil yang mendapatkan jatah tersebut sebanyak 1.615 orang, yang berikan secara bertahap, sejak tanggal 2 – 5 Desember.
“Menu yang kami siapkan setiap hari bervariasi dan menarik… ada nasi, lauk, buah, sayur, dan susu” jelas Yuli, pada Rabu (4/12/2024).
Pihaknya mencontohkan, menu pada Hari Rabu, berupa nasi putih, omelet telur, sayur bayam, wortel, dan jipang, serta buah semangka, ditambah susu. Selain warnanya menarik, menu tersebut juga telah disesuaikan dengan jumlah kebutuhan gizi mereka.
Menyangkut pendanaan, Yuli menyampaikan, bersumber dari swadaya UNISA sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat untuk menyiapkan generasi yang sehat di masa mendatang.
Meskipun tidak menyebut total anggaran yang disiapkan untuk uji coba makan bergizi ini, namun menurut Yulia, anggaran per porsi sekitar Rp 15 ribu.
“Total tenaga yang kami butuhkan termasuk ahli gizi, sekitar 35 orang. terdiri dari persiapan, memasak, pemorsian, distribusi, dan membersihkan alat-alat masak,” sebutnya.
Selain melibatkan sejumlah dosen, alumni dan mahasiswa Prodi Gizi, pihaknya juga melibatkan ibu-ibu Aisyiyah di sekitar kampus, dan Kokam untuk distribusi makanan ke sekolah-sekolah maupun Puskesmas.
Yuli mengaku, di awal sempat kewalahan untuk menyiapkan makanan bagi anak-anak TK karena waktunya relatif lebih pagi, sementara jumlah tenaga kerja terbatas.
Untuk itu, pihaknya memutuskan untuk menambah personel. Khususnya tenaga pemorsian sehingga di hari ketiga, penyiapannya sudah tepat waktu.
Lebih lanjut Yuli berharap, ke depan, ada kontribusi dari pemerintah untuk pelaksanaan program makan bergizi gratis ini selanjutnya. Mengingat program ini rencananya dilaksanakan secara berkelanjutan.
Wali Murid Berharap Program Makan Bergizi Gratis Berkelanjutan
Harapan serupa juga disampaikan salah satu wali murid SD Muhammadiyah Notoprajan Yogyakarta, Dyah, karena menilai program tersebut cukup meringankan para orang tua siswa dalam menyiapkan bekal sekolah.
“Biasanya kami harus menyiapkan bekal makanan, sekarang cukup uang saku saja,” ucap ibu dua anak ini.
Menurutnya, para orang tua akan sangat terbantu, jika program makan bergizi tersebut diberikan setiap hari secara berkelanjutan. Mengingat, selama ini, ia minimal harus menganggarkan Rp 10 ribu per hari untuk bekal makan anaknya di sekolah.
Ahli Gizi UNY: Manajemen Menu adalah Kunci di Tengah Keterbatasan Anggaran
Di lain pihak, Ahli Gizi dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Kokom berpandangan bahwa dalam penyiapan menu makan bergizi, pengelola perlu mempertimbangkan berbagai aspek. Terlebih, jika nantinya pemerintah benar-benar hanya akan menganggarkan Rp 10 ribu per porsi untuk program tersebut, sebagaimana yang mereka sampaikan, baru-baru ini.
“Kalau pengelolaannya menggunakan pendekatan skala rumah tangga, saya kira anggaran Rp 10 ribu itu cukup, dengan menu sederhana,” papar Guru Besar UNY ini, pada 2 Desember 2024.
Hanya saja, kata Kokom, jika pengelolaannya menggunakan pendekatan skala komersial, maka besaran anggaran tersebut tidak akan mencukupi.
Oleh karenanya, Kokom menyatakan, semestinya untuk merealisasikan program dengan anggaran terbatas tersebut, perlu kolaborasi dengan pihak lain. Misalnya, dengan orang tua siswa, melalui komite sekolah.
“Kolaborasi ini untuk memenuhi kebutuhan menu makanannya,” tegas dosen S1 Jurusan Boga UNY ini.
Selain itu, pihak sekolah juga bisa menyiapkan dapur sendiri untuk menghemat anggaran.
Kokom menekankan, edukasi pengelolaan menu menjadi kunci untuk bisa menyiapkan makanan bergizi tersebut, dengan anggaran terbatas. (Rep-01)