SLEMAN (kabarkota.com) – Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah meminta visi misi capres yang akan berkompetisi pada Pilpres 2014 tidak sekadar "kosmetik."
Pengurus MPM PP Muhammadiyah, Hempri Suyatna, di Yogyakarta baru-baru ini menegaskan, hal itu penting agar masyarakat tahu akan dibawa ke mana Indonesia di lima tahun mendatang.
Hal sama dikemukakan Sekjen Forum Umat Islam, Muhammad All Khattath. Menurut dia, sebelum menjadi capres, komitmen Jokowi untuk memimpin Jakarta dalam 5 tahun pemerintahannya masih perlu dipertanyakan, seperti yang pernah ia janjikan sebelumnya.
“Masih banyak hal yang mengganjal terkati kebijakan di Jakarta”, terang Al Khathath. Kebijakan tersebut terkait dengan rencana menaikkan kebijakan PBB yang mencapai 300 persen, jaminan pensiunan dan kesehatan bagi PNS di DKI Jakarta yang dihapuskan, serta lelang jabatan kepala sekolah, yang dinilai melanggar etika profesionalisme.
Sejarawan Universitas Indonesia, JJ Rizal berharap,agara Jokowi selaku capres yang akan diusung partai berlambang kepala banteng moncong putih itu dapat memberikan konsep yang jelas, untuk menyelesaikan masalah.
"Secara ideologis, Soekarnoisme di tubuh PDIP masih belum jelas, padahal hal tersebut penting," ungkap dia.
Menanggapi hal itu, Seknas Jokowi for President, I Gusti Agung Puteri Astrid Kartika mengklaim bahwa sebenarnya Jokowi mengetahui secara persis idealisme tentang Trisaksi Bung Karno. Hanya saja, mantan Walikota Solo tersebut belum menemukan gaya yang mencerminkan itu.
“Kami mencoba merumuskan banyak isu dengan satu pikira sederharna, dan itu sangat tidak mudah”, tandah Astrid.
Meki demikian, Astrid menyatakan bahwa harapan terhadap Jokowi nantinya dapat menciptakan pola politik baru yang melibatkan masyarakat. (jid/tri)