Wapres Harapkan Muhammadiyah Tanamkan Semangat Kewirausahaan Melalui Dunia Pendidikan

Pembukaan Temu Jaringan Saudagar Muhammadiyah (JSM), di Yogyakarta, Sabtu (14/5/2016). (sutriyati/kabarkota.com)

SLEMAN (kabarkota.com) – Wakil Presiden (Wapres) RI, Jusuf Kalla (JK) berharap agar Muhammadiyah bisa menanamkan semangat enterpreneur (wirausaha) melalui dunia pendidikan yang mereka miliki selama ini. Harapan itu disampaikan Wapres saat membuka Temu Jaringan Saudagar Muhammadiyah (JSM), di Yogyakarta, Sabtu (14/5/2016).

Bacaan Lainnya

“Tinggal mensuntikan spirit itu, maka dia akan menjadi pengusaha,” kata Wapres di hadapan ratusan warga Muhammadiyah. Terlebih, menurut JK, hingga kini, Muhammadiyah memiliki banyak sekolah-sekolah, dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi.

Sekarang, lanjut JK, para saudagar bisa beramal lewat mempekerjakan orang, berzakat dan berinfaq dari aktifitas bisnisnya. “Jadi ada kesemimbangan antara ibadah sosial, amal sosial dan amal usaha,” anggapnya

Selain itu, JK juga menilai, jaringan juga menjadi bagian penting karena itu lebih efisien. Mengingat, dunia bisnis tidak mengenal lama, tetapi semua serba terbuka.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum (Ketum) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haidar Nashir menyatakan bahwa dalam lima tahun terakhir, upaya tersebut telah ditempuh, khususnya di tingkat perguruan tinggi.

“Itu bagian dari apa yang dipesankan sekaligus juga menjadi etos kami, karena muhammadiyah ini kan pada awalnya dibangun dari pengusaha,” jelas Haidar kepada wartawan, usai pembukaan acara.

.Muhammadiyah membuat sekolah kalau tidak kita sertai dengan etos kerja maka kita akan tertinggal. Selain itu juga melalui budaya sekolah, anak yang berlatih mandiri, dan menumbuhkan generasi baru.
Sudah menanamkan sejak 5 tahun di perguruan tinggi

Pihaknya juga mengamini pernyataan Wapres yang menilai etos kerja para pengusaha saat ini berkurang. Menurutnya, hal itu tidak hanya terjadi di kalangan Muhammadiyah saja, tetapi juga masyarakat pada umumnya, seiring meluasnya budaya instan dan konsumtif. Termasuk, di kalangan generasi muda sekarang.

Padahal, lanjutnya, sebenarnya Indonesia memiliki sumber daya alam dan sumber daya sosial yang melimpah. “Problemnya, ada satu fase kita kehilangan momentum untuk membangun kultur wirausaha,” sesalnya. (Rep-03/Ed-03)

Pos terkait